Malam ini saya mencoba untuk kembali mencurahkan perasaan saya, kembali mencoba mengurai kata kata yang sudah lama tersusun di dalam kepala namun tak kunjung keluar dari persembunyian nya, mencoba untuk menceritakan satu persatu kejadian yang terjadi dalam hidup saya sejak postingan terakhir saya.
Entah kenapa semakin lama saya hidup terpisah dari Ven rasa nya semakin sulit untuk diterima dalam akal sehat dan logika saya apalagi diterima oleh perasaan saya. Setiap kali kami bertemu kegalauan saya hilang namun begitu kami terpisah lagi, saya semakin sulit untuk men-detached pikiran dan badan saya dari Ven. Rasa sulit berpisah nya semakin lama semakin meningkat sehingga rasanya sudah tak bisa di tolerir lagi oleh saya. Contoh nya sekarang ini, saya baru saja menghabiskan waktu libur Lebaran saya di kota dimana Ven tinggal dan malam ini kerinduan saya sudah memuncak tak tertahan kan...bukan rindu yang berbau mesum tapi rindu kebersamaan nya, rindu canda kecil kami, rindu tawa nya yang renyah, rindu akan diri saya ketika bersama Ven.
Saya menyadari ini adalah konsekuensi yang harus di hadapi ketika kami memutuskan untuk bersama, dan rasanya tak adil bila saya terus menerus merasa seperti ini. But its all starting to eating me out from inside, saya bukan tipe orang yang bisa sendiri, itu saya sadari sekarang. Saya tipe orang yang sangat sangat kolot dimana saya mendamba rumah yang hangat ketika saya pulang kantor, dimana say abisa mendapatkan kehangatan dan ketenangan di akhir hari saya...dan buat saya kehangangatan itu ada di Ven...rumah yang hangat yang saya dambakan adalah Ven. Karena sesungguh nya saya tak begitu suka keramaian, ketika saya pulang saya hanya mau bersama Ven, berbagi cerita keseharian saya, berbagi tawa, dan bercengkrama di kamar kost saya yang kecil ini. Dan saya tak mendapatkan itu sekarang...karena Ven belum bisa pindah ke Jakarta...
Dan ketika malam tiba, ketika saya menyudahi hari saya di kantor...pulang ke kamar kost yang hanya di isi oleh saya terasa sangat menyiksa, hampir setiap malam saya menangis karena saya merasa...lonely. Saya pun sudah menceritakn hal ini kepada Ven brulang kali, dan berulang kali pun dia speechless tak bisa berkata kata karena dia mengerti bahwa solusi dari masalah saya hanya lah kehadiran nya di Jakarta yang mana belum bisa dia laksanakan at least hingga tahun depan.
Jadi sekarang saya hanya bisa pasrah, berusaha keras untuk hold it together, demi Ven..demi hubungan kami...demi cinta saya untuk Ven yang teramat besar. Meskipun effort tersebut tak selalu berhasil dan saya masih tetap mengalami masa masa seperti sekarang ini...namun saya masih mau berusaha..karena paling tidak saya masih punya harapan...harapan bahwa saya akan bersama dengan Ven tak lama lagi....hanya hitungan bulan...so yeah...Hold it together girl, i can do it!